Saat ini, China memang menjadi negara yang paling gigih dalam mengadopsi teknologi AI generatif, terutama setelah diluncurkannya model ChatGPT di AS pada akhir 2022. Menurut survei yang dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak AI dan analitik AS, SAS and Coleman Parkes Research, sebanyak 83 persen pembuat keputusan di Tiongkok mengatakan bahwa mereka menggunakan AI generatif, salah satu teknologi yang mendukung ChatGPT. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain yang disurvei, termasuk Amerika Serikat, di mana hanya 65 persen responden yang telah mengadopsi GenAI.
Industri yang disurvei mencakup berbagai sektor seperti perbankan, asuransi, kesehatan, telekomunikasi, manufaktur, ritel, dan energi. Menariknya, laporan SAS juga menunjukkan bahwa Tiongkok telah memimpin dalam penggunaan pemantauan otomatis berkelanjutan, yang sering digunakan sebagai alat untuk teknologi AI generatif. Namun, teknologi ini juga menimbulkan keprihatinan tentang privasi karena dapat mengumpulkan dan menganalisis data pengguna tanpa sepengetahuan mereka.
Kemajuan pesat Tiongkok di bidang AI generatif semakin terlihat setelah rilis ChatGPT oleh OpenAI yang didukung Microsoft pada November 2022. Hal ini mendorong puluhan perusahaan Tiongkok untuk meluncurkan versi mereka sendiri. Selain itu, laporan dari Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia PBB juga menunjukkan bahwa Tiongkok unggul dalam jumlah paten GenAI, dengan jumlah pengajuan paten yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat.
Meskipun banyak perusahaan internasional terkemuka di bidang AI generatif menghadapi pembatasan di Tiongkok, negara ini telah berhasil mengembangkan industri dalam negeri yang kuat. Perusahaan besar seperti ByteDance dan startup seperti Zhipu telah turut berkontribusi dalam memajukan teknologi AI generatif di Tiongkok.
Dengan adopsi teknologi AI generatif yang semakin luas di Tiongkok, kita dapat melihat kemajuan yang signifikan dalam berbagai sektor industri. Meski demikian, perlu juga diingat pentingnya menjaga privasi dan etika dalam penggunaan teknologi AI generatif agar dapat memberikan manfaat yang maksimal tanpa mengorbankan hak privasi individu.