Para pelancong terlihat mengantre panjang di bandara Beirut pada Minggu (4/8/2024), setelah sebagian dari mereka memutuskan memperpendek liburan musim panas di Lebanon. Maskapai penerbangan telah membatalkan penerbangan dan kekhawatiran telah meningkat akan perang habis-habisan antara Israel dan Hizbullah. Wisatawan mengaku marah dan kecewa karena harus meninggalkan liburannya akibat situasi yang kian memanas.
“Saya tidak senang harus pulang. Rencananya saya ingin menikmati seluruh musim panas di Lebanon sebelum kembali bekerja,” ungkap Joelle Sfeir dari Prancis, sambil berdiri di aula keberangkatan yang penuh sesak di bandara Beirut. “Tapi penerbangan saya dibatalkan, jadi saya terpaksa mencari tiket lain hari ini,” tambahnya kepada AFP. “Saya harus mempersingkat liburan agar bisa segera mendapatkan penerbangan lain,” lanjutnya.
Konflik antara Hizbullah yang didukung oleh Iran dan Israel semakin memanas, dengan saling menembak hampir setiap hari sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober yang memicu perang di Gaza. Pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran pada Rabu (31/7/2024) dan pembunuhan kepala militer Hizbullah, Fuad Shukr oleh Israel di Beirut, membuat ketegangan semakin tinggi dan memicu sumpah balas dendam dari Iran dan kelompok bersenjata yang didukung oleh mereka, termasuk Hizbullah.
Banyak maskapai penerbangan seperti Lufthansa dan Air France telah menunda atau bahkan menghentikan penerbangan ke Lebanon. Banyak negara juga telah mengeluarkan peringatan bagi warganya untuk segera meninggalkan Lebanon karena situasi yang sangat tidak stabil. Prancis mengeluarkan peringatan tersebut pada Minggu (4/8/2024), sementara kedutaan besar Amerika Serikat di Lebanon sebelumnya juga telah mendesak warganya untuk segera pulang dengan tiket apa pun yang tersedia.
Para wisatawan yang terjebak di Lebanon merasa khawatir dengan eskalasi konflik yang terjadi di negara tersebut. Mereka merasa terpaksa untuk meninggalkan liburan mereka lebih cepat dari yang direncanakan. Meskipun demikian, keamanan dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama bagi mereka.
Situasi di Lebanon semakin memanas dan tidak menentu, membuat banyak orang merasa khawatir dan gelisah. Para pelancong yang terjebak di bandara Beirut hanya bisa berharap agar situasi segera mereda dan mereka dapat kembali pulang dengan selamat. Semoga perdamaian segera tercapai di Lebanon dan konflik antara Israel dan Hizbullah dapat segera diselesaikan tanpa menimbulkan korban lebih banyak lagi. Semoga semua orang di Lebanon dapat hidup dalam kedamaian dan keamanan.