Di tengah lautan Jepang, keberadaan ikan saury yang dulu melimpah kini semakin langka. Penurunan jumlah tangkapan saury telah mengakibatkan berkurangnya konsumsi ikan ini di meja makan Jepang, mengguncang statusnya sebagai salah satu makanan umum yang disukai.
Data menunjukkan bahwa hasil tangkapan ikan saury di Jepang mencapai rekor terendah selama empat tahun berturut-turut, turun menjadi sekitar 18.000 ton pada tahun 2022. Bahkan meskipun ada sedikit peningkatan menjadi sekitar 25.000 ton pada tahun lalu, masih jauh dari angka yang memadai.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan ini adalah aktivitas kapal penangkap ikan dari Tiongkok dan Taiwan yang mulai beroperasi di perairan tinggi sejak bulan Juni. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan semakin berkurangnya jumlah saury yang memasuki perairan Jepang.
Dampak dari hasil tangkapan yang buruk langsung terasa pada konsumsi. Survei menunjukkan bahwa rata-rata rumah tangga Jepang hanya membeli sekitar 235 gram saury pada tahun lalu, turun sekitar 10% dari tingkat pembelian pada tahun 2009 saat saury masih melimpah.
Harga saury juga mengalami lonjakan yang signifikan. Saat saury masih berlimpah, harga per ikan bisa kurang dari ¥100, namun sekarang pengecer di Tokyo menjualnya dengan harga sekitar ¥200 hingga ¥300, bahkan selama musim gugur yang seharusnya menjadi musimnya.
Bahkan di pasar Toyosu, saury berukuran besar dengan berat 160 gram atau lebih sangat jarang ditemukan. Bahkan saury beku pun ukurannya lebih kecil dan jumlahnya semakin berkurang.
Dengan demikian, minat masyarakat dalam membeli dan mengonsumsi saury semakin menurun. Saury yang dulu menjadi makanan favorit yang disukai banyak orang, kini menjadi semakin langka di meja makan Jepang.
Para pekerja pasar dan pedagang grosir mengungkapkan keinginan mereka untuk melihat peningkatan jumlah saury yang besar dan berlemak. Namun, tantangan untuk mencapai hal tersebut masih besar mengingat ketidakstabilan hasil tangkapan yang terus berlangsung.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemandangan saury yang melimpah di meja makan Jepang semakin menjadi kenangan, meninggalkan kekhawatiran akan masa depan ikan ini yang semakin suram.