Insentif untuk kendaraan hybrid ternyata tidak hanya ditunggu-tunggu oleh pabrikan Jepang, tetapi juga oleh produsen China. Mereka semua menantikan keputusan pemerintah terkait insentif mobil hybrid yang sedang dibahas dalam rapat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Mobil hybrid memang sedang menjadi sorotan karena potensi mendapatkan insentif yang cukup menguntungkan. Pabrikan Jepang, yang dikenal dengan deretan produk hybridnya, tentu sangat antusias dengan kemungkinan ini. Namun, tidak hanya mereka, produsen China seperti BYD juga tengah menantikan kepastian terkait insentif mobil hybrid.
Luther Panjaitan, selaku Kepala PR & Hubungan Pemerintah PT BYD Motor Indonesia, menjelaskan bahwa pihaknya sedang memperhatikan dengan seksama kebijakan pemerintah terkait insentif mobil hybrid. BYD sendiri sudah memiliki teknologi canggih dalam mobil PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle), bukan hanya hybrid biasa.
Meskipun demikian, BYD siap memboyong mobil-mobil hybridnya ke Indonesia jika aturan insentif turun. Mereka optimis dengan tingginya minat masyarakat terhadap teknologi hybrid, apalagi jika ada kebijakan yang membuat harga PHEV lebih terjangkau.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sebelumnya telah mengusulkan stimulus berupa insentif untuk mobil hybrid. Dia menyebut bahwa rancangan insentif ini merupakan langkah pemerintah setelah program PPnBM DTP selama pandemi COVID-19. Besarnya insentif dan detailnya masih dalam pembahasan internal pemerintah.
Agus optimis bahwa kesepakatan internal pemerintah mengenai insentif mobil hybrid akan efektif diterapkan awal tahun depan. Semua pihak, baik pabrikan Jepang maupun China, tentu menantikan keputusan akhir terkait insentif ini.
Dengan adanya insentif untuk mobil hybrid, diharapkan dapat meningkatkan penetrasi kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Selain itu, hal ini juga dapat mendorong perkembangan teknologi mobil hybrid di Tanah Air. Semoga keputusan pemerintah segera turun dan memberikan dorongan positif bagi industri otomotif di Indonesia.