Sejumlah universitas ternama di Indonesia baru-baru ini mengumumkan rencana kenaikan Uang Kuliah Tunggal (UKT), menimbulkan perbincangan luas di kalangan mahasiswa dan masyarakat. Salah satu universitas yang mengalami polemik serupa adalah Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) di Manado, Sulawesi Utara.
Pada pengumuman resminya, Unsrat menyatakan rencananya untuk menaikkan UKT mulai semester depan. Hal ini menjadi sorotan publik karena dianggap dapat memberatkan mahasiswa, terutama di tengah situasi ekonomi yang sulit akibat pandemi Covid-19.
Dalam menghadapi perdebatan ini, pihak Unsrat Manado memberikan tanggapannya. Dr. John Doe, Rektor Unsrat, menjelaskan bahwa kenaikan UKT merupakan langkah yang diambil demi peningkatan mutu pendidikan dan penyesuaian dengan biaya operasional yang semakin meningkat.
“Kenaikan UKT tidak dilakukan secara sepihak. Kami telah melakukan evaluasi menyeluruh terkait dengan kualitas pendidikan yang kami berikan serta biaya operasional yang semakin meningkat,” ungkap Dr. John Doe dalam konferensi persnya.
Lebih lanjut, Dr. John Doe menegaskan bahwa pihak universitas juga telah memperhatikan ketersediaan bantuan dan kemudahan akses untuk mahasiswa yang kurang mampu. Program beasiswa, pembebasan UKT bagi mahasiswa berprestasi, serta berbagai upaya bantuan lainnya akan tetap diberikan untuk meringankan beban mahasiswa.
Sejumlah perguruan tinggi telah mengumumkan peningkatan biaya kuliah atau penambahan kategori biaya kuliah serta biaya pendaftaran tahun 2024 untuk semua jalur penerimaan mahasiswa. Sebagai alternatif, ada beberapa cara untuk masuk yaitu melalui SNBP, SNBT, serta jalur independent.
Meskipun demikian, keputusan ini tetap mendapat respons beragam dari mahasiswa Unsrat. Sebagian menyambutnya dengan pemahaman atas alasan peningkatan biaya pendidikan, namun sebagian lainnya juga menyoroti dampaknya terhadap akses pendidikan yang lebih terbatas bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah.
Dengan berbagai tanggapan yang muncul, isu kenaikan UKT di Unsrat Manado masih menjadi perbincangan hangat di kalangan mahasiswa, alumni, dan masyarakat pada umumnya. Hal ini juga menggugah pemikiran mendalam terkait dengan pemerataan akses pendidikan yang menjadi salah satu isu utama dalam pembangunan pendidikan nasional.